RESUME
TALKSHOW PKKMB FE UNY 2020
1. Talkshow
Kemahasiswaan dan Ormawa FE UNY
Narasumber
pada talkshow yang pertama ini
adalah Ade Rizki Baskoro & Andy Dwiki Iranda yang dibersamai oleh Aulia Avi
Basuki selaku moderator.
Masa kuliah, mengikuti ormawa adalah sebuah bentuk pengembangan
diri. Membentuk kedewasaan, melatih komunikasi, memperbanyak relasi, kreativitas, koordinasi, dan sinergi. Sebagai
mahasiswa lebih baik tidak menjadi mahasiswa “kupu-kupu” yaitu kuliah pulang –
kuliah pulang. Sebab diorganisasi tempat kita menempa diri untuk menjadi
sebaik-baik manusia.Manajemen waktu dalam menjalani kegiatan organisasi dan perkuliahan
harus diperhatikan dengan benar. Tetapkan jadwal, jalani sesuai jadwal namun
harus ada yang di prioritaskan juga komitmen dalam menjalani jadwal tersebut.
Masa kuliah juga merupakan masa dimana kita belajar
dan membuat kesalahan untuk bisa menyelesaikan dengan solusinya sendiri. Dengan
hal ini mindset kita akan terbuka untuk menerima kritik dan saran dari orang
lain. Sehingga jika kita menerima kritikan, kita tidak merasa dijatuhkan malah
kita seperti mendapatkan informasi gratis yang berharga. Menikmati setiap
proses yang ada dengan sebaik mungkin dan semaksimal mungkin.
Masa kuliah adalah masa dimana kita menemukan personal
branding. Sebagai apa kita ingin dikenal dan kemampuan apa yang kita punya.
Prestasi bukan melulu soal IPK, tetapi prestasi yang baik adalah prestasi yang
bisa kamu maksimalkan. Jadi bukan berarti IPK itu tidak penting, IPK itu
penting untuk gerbang kita masuk dunia kerja. Mengikuti ormawa juga penting
untuk pengalaman berorganisasi, bersosialisasi dengan masyarakat juga akan
menambah nilai jual diri kita saat wawancara kerja. Mengapa demikian? Sebab
perusahaan menginginkan sumber daya manusia yang kompeten dibidangnya juga
memiliki softskill yang baik untuk menunjang kariernya tersebut.
2. Talkshow
Pengenalan Lingkungan Akademik FE UNY
Narasumber
pada talkshow yang kedua ini adalah Prof. SetyabudiIndartono yang kerap
dipanggil pak Tya yang dibersamai oleh Sigit Setyaji selaku moderator.
Kampus merdeka dan merdeka belajar adalah dua hal
yang kerap kita dengar akhir-akhir. Kampus merdeka adalah kampus yang mengembangkankegiatan
akademik mahasiswa sesuai dengan peraturan Kemendikbud yang ada. Sedangkan
merdeka belajar adalah mahasiswa secara sukarela menjalani kuliah yang ia
pilih. Sukses dalam belajar adalah percaya dengan diri sendiri dan tidak perlu
membandingkan diri sendiri dengan orang lain
Di dunia perkuliahan, jadwal pembelajaran
menggunakan SKS atau Sistem Kredit Semester. SKS dapat diambil oleh mahasiswa
ketika memasuki semester baru. Penerapan teori dan praktik dalam SKS merupakan
hal yang sudah ditentukan kampus, jika nantinya tidak ada praktik maka teori
saja dalam SKS-nya. Pengambilan SKS berikutnya ditentukan dengan IP pada
semester sebelumnya.
Kegiatan di luar prodi seperti magang, sangat
diperlukan untuk mahasiswa. Sebab untuk mempersiapkan mahasiswa yang kelak
menjadi alumnus, agar tidak terkejut dengan suasana dunia kerja. Magang juga
menambah relasi juga koneksi dengan orang lain, bisa saja jika kita dapat
menjalankan tugas dengan baik, maka tidak heran juga kita ditawari untuk
bekerja di instansi/lembaga tersebut ketika sudah lulus. Dengan magang kita
juga akan mendapatkan nilai lebih dalam beretika ketika bekerja karena kita
mengahadapi banyak orang dengan latar belakang yang berbeda.
Pahami profil lulusan, dengan memahami profil
lulusan tujuan kita akan semakin jelas untuk menggapai apa yang kita impikan. Menjadi
alumnus yang bertaqwa, mandiri, cendekia dan mempunyai 18 karakter adalah tujuan
UNY untuk mencetak sumber daya manusia yang berkualitas. Di fakultas ekonomi
sudah pastinya kita dibekali jiwa wirausaha untuk kelak dapat bermanfaat untuk
diri kita sendiri atau orang lain yang kita berdayakan.
3. Talkshow
Mahasiswa
Enterpreneur
Narasumber
talkshow yang ketiga ini adalah Ghozwan Bahrey Alfarisy yang merupakan
mahasiswa aktif UNY memilih usaha fresher 58 yang dibersamai oleh Indah Puspa Sari
selaku moderator.
Dalam menjalani bisnis ini Ghozwan sudah memulai
wirausaha sejak kelas 3 SD. Ia menjalani bisnis karena merasa dirinya harus
bisa mencari uang sendiri untuk memenuhi keinginannya tanpa meminta orang tua. Ia
mulai berjualan stiker naruto dan stiker yang lainnya. SMP dan SMA ia juga
berjualan stiker untuk eventsekolah atau stiker kelas. Ketika SMA ia
sudah bisa membeli motor sendiri dengan usaha yang ia lakukan.
SMA kelas 3 usaha Ghozwan hancur entah mengapa. Ia
harus gap year dulu sebelum masuk kuliah. Selama gap year ia menjadi
ojek onlineuntuk mengumpulkan uang sembari usaha. Dalam setahun ia dapat
bangkit untuk masuk kuliah dan menjalankan usahanya. Dalam menjalankan usaha ia
merekrut teman-temannya untuk ikut bergabung diusaha produk pembersih sepatu
miliknya. Ghozwan kadang tidak hadir kuliah memang, namun itu semua dilakukan
karena ada kepentingan ke luar kota untuk mengurusi usahanya tersebut. Jika dia
tidak usaha, maka tidak ada biaya untuk kuliah.
Belakangan ini Ghozwan menerima tawaran investasi
terhadap produknya sebanyak 10 milyar rupiah. Namun ia masih mempertimbangkan
akan menerima atau tidak. Menurut Ghozwan bisnis bukan melulu soal cuan, namun
relasi dalam bisnis juga penting. Ghozwan juga menambahkan sedikit kalimat
menusuk hati yaitu miskin harta bisa dicari, miskin hati susah dicari.
4.
Talkshow Sociopreneur
Narasumber
talkshow yang keempat ini adalah Andika Mahardika dibersamai oleh Indah
Puspa Sari selaku moderator.
Andika Mahardika adalah seorang yang berlatar
belakang teknika. Bekerja selama 6 bulan di Kota tidak membuatnya merasa nyaman
akan dunia. Beliau memutuskan untuk berhenti dan terjun ke desa untuk membantu
para petani. Di desa beliau dan keluarga juga mendapatkan kenyamanan dan
kebahagiaan yang ingin beliau rasakan.
Berawal dari perasaan tidak tega terhadap hasil
panen petani yang dijual mentah dengan harga murah, sedangkan telah sampai di
kota menjadi lumayan mahal. Dengan begitu beliau bersama tim mengembangkan
bagaimana caranya agar hasil panen tersebut memiliki nilai jual. Kemudian Andika
dan tim membentuk sociopreneur “Arga Daya” yang berarti agraris yang
dapat berdaya.
Beliau dan tim juga para petani memproduksi empon-empon
yang dikeringkan sehingga bisa menaikkan nilai jual. Agra Daya di Jawa Timur
bekerja sama dengan BUMDes dengan bagi hasil 60% untuk BUMDes dan 40% untuk
usaha. Sedangkan yang berdada di desa tempat tinggalnya menggunakan sistem yang
berbeda-beda setiap produk yang dihasilkan. Menurut beliau mencari kebahagiaan
tidak melulu soal uang.